Critical Path Method: Kunci Menyusun Timeline Proyek Kerja

Daftar Isi

Bagikan:

Critical Path Method

Dalam dunia kerja yang bergerak cepat, ketepatan waktu menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan sebuah proyek. Banyak perusahaan menghadapi kendala saat mengatur alur kerja, menetapkan skala prioritas, hingga mengoordinasikan tugas antar tim. Kondisi tersebut sering menimbulkan keterlambatan yang berimbas pada meningkatnya biaya, menurunnya produktivitas, dan terganggunya kualitas output.

Oleh karena itu, dibutuhkan metode perencanaan yang mampu memberikan gambaran waktu secara jelas dan terukur. Critical Path Method (CPM) hadir sebagai salah satu pendekatan paling efektif untuk memetakan aktivitas-aktivitas penting yang menentukan durasi total proyek. Metode ini tidak hanya membantu menyusun timeline, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan berbasis prioritas kerja.

Apa Itu Critical Path Method? 

Critical Path Method adalah metode manajemen proyek yang digunakan untuk mengidentifikasi rangkaian aktivitas yang paling menentukan durasi total proyek. Rangkaian ini disebut jalur kritis karena setiap keterlambatan pada salah satu tugas di dalamnya akan langsung memengaruhi tanggal penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Metode ini biasanya divisualisasikan dalam bentuk diagram jaringan atau network diagram yang memperlihatkan hubungan antar tugas (task dependency) dan urutan pengerjaannya. Dengan struktur tersebut, tim dapat melihat mana pekerjaan yang dapat dijalankan bersamaan, mana yang harus menunggu tahap sebelumnya, serta mana yang tidak boleh tertunda.

Tujuan Critical Path Method  

Tujuan utama penggunaan CPM dalam proyek kerja antara lain:

  1. Menyusun Timeline Proyek Secara Lebih Akurat
    CPM membantu menetapkan urutan aktivitas dan estimasi durasi yang realistis. Dengan mengetahui langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu dan selanjutnya, penyusunan jadwal menjadi lebih presisi dan terhindar dari perkiraan yang tidak terukur.
  2. Menentukan Aktivitas yang Menjadi Prioritas Utama
    Dengan identifikasi jalur kritis, tim dapat mengetahui tugas mana yang tidak boleh terlambat. Hal ini memastikan fokus pengerjaan diarahkan pada aktivitas yang memiliki dampak besar terhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan.
  3. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
    CPM membantu distribusi tenaga kerja, anggaran, material, dan waktu agar tidak terjadi penumpukan atau pemborosan. Alokasi yang tepat membuat proyek berjalan lebih efisien dan hemat biaya.
  4. Mempermudah Pengawasan dan Evaluasi Progres Proyek
    Karena urutan kerja dan durasinya sudah terlihat jelas, perubahan atau potensi keterlambatan bisa terdeteksi lebih awal. Tim dapat dengan cepat melakukan penyesuaian, perbaikan strategi, atau penambahan sumber daya jika diperlukan.
  5. Meningkatkan Koordinasi dan Komunikasi Antar Tim
    CPM menyajikan gambaran proyek secara menyeluruh sehingga setiap pihak memahami peran dan ketergantungannya terhadap aktivitas lain. Ini mencegah miskomunikasi dan memperkuat kerjasama lintas departemen.
Baca juga:  Tantangan Dalam Mengatasi Implementasi Manajemen Proyek

Tipe-Tipe Critical Path Method 

Critical Path Method untuk mempermudah proses perencanaan dan pengendalian proyek. Berikut adalah beberapa tipe atau metode yang umum digunakan dalam penerapannya:

  1. Work Breakdown Structure (WBS)
    Work Breakdown Structure merupakan pendekatan yang memecah proyek menjadi unit pekerjaan yang lebih kecil dan terukur. Dengan membagi proyek ke dalam beberapa bagian, tim dapat memahami ruang lingkup kerja secara lebih terstruktur, menentukan siapa yang bertanggung jawab pada setiap tahap, serta menghitung kebutuhan waktu dan sumber daya secara lebih presisi.
  2. Project Evaluation and Review Technique (PERT)
    Project Evaluation and Review Technique atau PERT digunakan saat estimasi durasi pekerjaan masih bersifat tidak pasti. Teknik ini mengukur waktu berdasarkan tiga pendekatan, yaitu waktu tercepat, waktu paling mungkin, dan waktu terlama. Dengan menggunakan rumus rata-rata berbobot dari ketiga nilai tersebut, PERT memberikan perkiraan durasi yang lebih realistis.
  3. Activity-on-Node Diagram (AON)
    Activity-on-Node Diagram menyajikan aktivitas proyek dalam bentuk kotak atau node yang menunjukkan urutan dan hubungan antar tugas. Diagram ini mempermudah visualisasi jalur kerja proyek, termasuk aktivitas mana yang dapat berjalan bersamaan dan aktivitas mana yang harus menunggu penyelesaian tahap sebelumnya.
  4. Flowchart
    Flowchart menggambarkan alur proses proyek secara visual dari awal hingga akhir menggunakan simbol-simbol yang sederhana. Walaupun tampilannya lebih ringkas dibandingkan diagram AON, flowchart memberikan gambaran menyeluruh mengenai proses kerja dan langkah-langkah yang harus ditempuh sebelum masuk ke penjadwalan detail.
Baca juga:  5 Alasan Deadline Proyek Terlewat dan Cara Mengatasinya

Contoh Penerapan Critical Path Method 

Misalnya, proyek pembuatan aplikasi internal perusahaan memiliki langkah kerja sebagai berikut:

Aktivitas Durasi (hari) Ketergantungan
A: Analisis kebutuhan 4 E
B: Perancangan sistem 3 A
C: Pengembangan fitur inti 7 B
D: Pengujian sistem 5 C
E: Implementasi 2 D

Jika seluruh aktivitas dijumlahkan dalam rangkaian berurutan, maka jalur kritisnya adalah A → B → C → D → E dengan total durasi 21 hari.

Artinya, penundaan satu hari pada aktivitas C juga akan menunda penyelesaian proyek minimal satu hari.

Cara Membuat Critical Path Method 

Berikut langkah yang dapat digunakan untuk menyusun CPM:

  1. Identifikasi Aktivitas Proyek
    Susun daftar seluruh aktivitas atau tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, termasuk ruang lingkup dan output tiap aktivitas.
  2. Tentukan Ketergantungan Antar Aktivitas
    Tentukan aktivitas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu (predecessor) dan aktivitas mana yang dapat dilakukan bersamaan atau menyusul.
  3. Estimasi Durasi Setiap Aktivitas
    Perkirakan waktu penyelesaian setiap tugas berdasarkan kapasitas tim, ketersediaan sumber daya, dan pengalaman pada proyek serupa.
  4. Buat Network Diagram (Diagram Jaringan)
    Visualisasikan urutan aktivitas dalam bentuk diagram alir (misalnya Activity-on-Node). Ini membantu melihat aliran pekerjaan secara jelas.
  5. Hitung Jalur Kritis (Critical Path)
    Jumlahkan durasi tiap jalur aktivitas. Jalur dengan total waktu terpanjang adalah jalur kritis. Jalur ini tidak boleh mengalami keterlambatan karena akan mempengaruhi tanggal selesai proyek.
  6. Analisis Float/Slack Time
    Identifikasi aktivitas yang memiliki waktu luang (float). Ini membantu menentukan bagian proyek yang lebih fleksibel dalam penjadwalan.
  7. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
    Tinjau jadwal secara rutin untuk menyesuaikan perubahan kondisi lapangan, hambatan, atau percepatan kerja. Lakukan penyesuaian pada jalur kritis jika diperlukan.
Baca juga:  Mengenal Manajemen Proyek Untuk Marketing

Kesimpulan

Critical Path Method memberikan kerangka kerja yang jelas untuk menyusun timeline proyek secara terstruktur dan terukur. Dengan memahami jalur kritis, tim dapat menetapkan prioritas, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta memastikan setiap aktivitas berjalan sesuai urutan yang tepat. Pendekatan ini membantu mengurangi risiko keterlambatan dan menjaga proyek tetap berada dalam kendali.

Jika perusahaan Anda ingin menerapkan manajemen proyek yang lebih terintegrasi dan efisien, Mimosatree siap mendampingi melalui layanan implementasi dan integrasi tools kerja modern. Tingkatkan produktivitas tim Anda, bangun koordinasi yang lebih solid, dan pastikan setiap proyek mencapai target tepat waktu dengan dukungan profesional dari Mimosatree.

Bagikan:

Masih Mau Jalan Sendirian ?

Rimba House adalah teman Anda dalam menjalankan bisnis